Raya: Suara Serumpun dalam Aksara

Aksara Swara bukan hanya milik satu negara, tetapi milik seluruh bangsa serumpun yang berasal dari akar peradaban maritim, spiritual, dan budaya yang sama. Dalam konteks Indonesia, istilah “Nusantara” disini digunakan sebagai penanda peradaban kepulauan yang luas, bukan dalam arti teritorial kenegaraan yang menyempitkan makna.

Dalam hal ini, kami pun menyadari bahwa di Malaysia, istilah yang lebih akrab dan diterima adalah “Alam Melayu” atau “Dunia Melayu”, yang mencerminkan jati diri, sejarah, dan warisan budaya bangsa Melayu yang mencakup banyak kawasan di Asia Tenggara.

Aksara Swara menghormati sepenuhnya kekayaan identitas ini. Maka, dalam semangat persaudaraan budaya dan spiritual, kami mengusulkan agar Aksara Swara dilihat sebagai:

  • Simbol penyatuan nilai-nilai luhur Nusantara yang beririsan dengan era Melayu Raya

  • Mengingatkan kesakralan tanah luhur Sundalandia yang menjadi awal semua peradaban di dunia pasca banjir besar

  • Media ekspresi kebudayaan bersama yang universal dan inklusif

  • Alat pendidikan karakter berbasis nilai ketuhanan dan kemanusiaan yang merentang lintas batas negara


Kami percaya, Singapura, Brunei Darussalam, Malaysia dan Indonesia bukan hanya tetangga, tapi serumpun dalam akar, sejiwa dalam bahasa, dan sekandung dalam peradaban. Aksara Swara adalah suara bersama dari alam yang sama, dari rahim Pertiwi yang satu.